Menantikan Duel Chrome Book vs Windows
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Pastinya kalian tahu kan tiga raksasa teknologi (Yups :
Google, Apple, Microsoft). Tentunya,
ketiga vendor ini saling beradu dalam hal inovasi, marketing, dll. Sehingga tak
dapat dielakkan lagi terjadilah perang teknologi 2
Okay, ok….
Tapi, kali ini kita hanya bahas dua saja dari 3 vendor
tersebut.
Okay, Let’s start right now
Masih ingat ?
Di event Google I/O 2016 beberapa waktu lalu secara resmi
Google mengumumkan bahwa tahun ini mereka akan membawa Google Play ke
Chromebook.
Ini artinya pengguna Chromebook bakal bisa menjalankan aplikasi Android di device mereka.
Wow, it’s great…. ^^
Tapi, kali ini saya berpihak pada Microsoft. Kenapa ? Sampai
sekarang ini, ana masih menggunakan OS Windows di PC. How about you ?
Nah, Inilah yang perlu dikaji…., kenapa Microsoft perlu
waspada dengan hal ini..? Berikut ini beberapa alasannya:
1. Android Apps vs UWP
Di Windows 10 Microsoft mulai menggencarkan UWP (Universal
Windows Platform), yaitu aplikasi yang bisa dijalankan di berbagai device
berbasis Windows 10.
Konsep ini membuat aplikasi UWP bisa dijalankan di device
seperti smartphone, tablet, ataupun PC.
Keren ^^
Tetapi dihadirkannya Android Apps ke Chromebook seolah
memposisikan Android Apps berhadapan face to face langsung dengan UWP, karena
dengan begitu Android Apps bisa berjalan di berbagai form factor populer saat
ini yaitu smartphone, tablet, dan laptop, meskipun untuk laptop masih terbatas
pada Chromebook saja.
Jumlah dan popularitas Android Apps bisa saja memperlambat
jumlah dan popularitas dari UWP.
2. Google Play vs Windows Store
Di Windows 10 Microsoft jelas terlihat mengutamakan aplikasi
Windows Store daripada aplikasi desktop yang dikuasainya saat ini.
Microsoft ingin Windows Store menjadi portal aplikasi utama
pengguna Windows. Jangan heran jika akhirnya upgrade Windows 10 juga
digratiskan bagi pengguna Windows 7 dan Windows 8.1. Salah satu tujuannya
adalah untuk membawa sebanyak mungkin pengguna Windows ke ekosistem Windows
Store di Windows 10.
Hal ini juga bisa terbukti dengan dikonversinya semua tool
bawaan Windows 10 menjadi UWP / Windows Store Apps. Bahkan mereka juga merilis
Desktop App Converter untuk mengajak developer melakukan hal yang sama.
Namun demikian hadirnya Google Play ke Chromebook bisa
mengalihkan banyak mata dari Windows Store, baik itu pengguna yang tertarik
dengan banyaknya aplikasi didalamnya, atau developer yang tertarik dengan
potensi pendapatan disana.
Ya, secara tidak langsung kehadiran Google Play di
Chromebook bisa menghambat perkembangan Windows Store.
Android saat ini menguasai market OS di smartphone maupun
tablet. Jumlah penggunanya sangat banyak.
Tidak heran jika banyak orang terbiasa menggunakan Android
berikut berbagai aplikasi favorit mereka di platform tersebut.
Dan ketika aplikasi itu hadir di Chromebook, ketertarikan
mereka akan device tersebut bakal meningkat karena aplikasi yang biasa mereka
gunakan di smartphone atau tablet Android bisa ditemui dan digunakan disana.
Jika didukung dengan ketersediaan Chromebook dan harga yang
terjangkau, maka bakal cukup mempengaruhi keputusan pengguna ketika akan
membeli device baru.
4. Manufaktur Berlomba-lomba
Di dunia tablet apalagi smartphone, berbagai brand dan
manufaktur berlomba-lomba merilis device Android mereka.
Selain gencar merilis device mereka juga gencar
memasarkannya, baik melalui booth di mall, berbagai promo, bahkan juga iklan di
TV ataupun media lainnya.
Jika kemudian aplikasi Android bisa dijalankan di
Chromebook, dan permintaan Chromebook di market meningkat, maka manufaktur
bakal berlomba-lomba merilis dan memasarkan Chromebook ke berbagai jangkauan
pasar mereka. Sama seperti yang mereka lakukan saat ini dengan smartphone
Android nya.
Jika ini terjadi maka Chromebook bakal ada dimana-mana dan
iklannya akan bertebaran di berbagai media.
5. Apps Unggulan Windows Ada di Google Play
Di era kepemimpinan Satya Nadella, Microsoft memutuskan jadi
cross platform friendly, merilis berbagai aplikasi unggulan Windows ke berbagai
platform, termasuk juga Android.
Katakanlah seluruh paket Microsoft Office, Cortana,
OneDrive, dan masih banyak yang lainnya juga.
Dulu aplikasi tersebut merupakan keunggulan dari Windows
device, sampai Google cukup frustasi hingga membeli Quickoffice untuk dijadikan
aplikasi pengolah dokumen utama di Android.
Tetapi kini Microsoft Office dan sederet aplikasi produktif
lain ada disana, membuat app gap di kategori produktivitas Android semakin
tipis.
Dengan dihadirkannya aplikasi Android ke Chromebook, maka
Chromebook pun bisa menjadi produktif dengan Microsoft Office dan berbagai
aplikasi lainnya.
6. Chromebook Relatif Murah
Saat ini Chromebook harganya masih relatif murah, berkisar
antara 2 hingga 4 jutaan. Dan sama seperti banyak smartphone Android, device
murah cukup menjadi incaran banyak penggemar teknologi di kelas mid-end
kebawah.
7. Mayoritas Orang Hanya Pengguna Umum
Meskipun aplikasi Android dihadirkan di Chromebook,
sebenarnya untuk saat ini Chromebook masih bukan device yang ideal bagi power
user.
Selain spesifikasinya yang mayoritas sederhana, berbagai
keterbatasan seperti tidak adanya internal storage yang besar, aplikasi power
user seperti Adobe Premiere dan semacamnya, serta game-game serius didalamnya,
membuat Chromebook hanya bisa untuk penggunaan ringan sehari-hari.
Nah permasalahannya adalah sebagian besar orang hanyalah
pengguna umum biasa. Para ibu-ibu dan remaja yang keseharian hanya membutuhkan
device untuk Facebookan ataupun browsing-browsing cari hiburan, dan semacamnya.
Hal paling produktif yang dilakukan mungkin hanyalah membuat
atau mengolah dokumen dengan Microsoft Office, dimana sudah tersedia juga di
Google Play.
Hal ini membuat Chromebook menjadi tambahan opsi bagi
pengguna biasa, selain device Windows dan Mac OS X.
8. Salah Satu Permasalahan Utama Chromebook Terpecahkan
Salah satu alasan kenapa Chromebook sulit menjadi hit adalah
adanya app gap. Dibandingkan dengan Windows dan OS X, Chromebook tidak memiliki
padanan aplikasi yang berarti.
Hingga saat ini Chromebook hanya menggantungkan diri pada
web apps dan Chrome Store, yang tentu secara fungsi sulit untuk menandingi full
apps di Windows dan OS X.
Tetapi hadirnya Google Play beserta jutaan aplikasi
didalamnya bakal memecahkan setengah dari masalah app gap ini.
9. Google Sering Mengambil Alih Market
Google bukanlah perusahaan kemarin sore yang layak untuk
diremehkan. Dia adalah perusahaan dibalik Google Search, mesin pencari
terpopuler saat ini yang sebelumnya berhasil menggulingkan dominasi Yahoo
Search.
Dia juga perusahaan dibalik Android, yang popularitasnya
membuat BlackBerry harus rela angkat kaki dan kini malah memproduksi smartphone
berbasis Android juga.
Dia juga perusahaan dibalik layanan email populer Gmail,
yang setelah kemunculannya berhasil mengambil banyak market dari layanan email
lain yang sudah ada sebelumnya.
Artinya, datang belakangan dan merebut market bukan hal yang
asing bagi perusahaan ini.
Tetapi,….
Namun demikian Microsoft masih punya banyak waktu untuk
mengambil langkah dan strategi dalam melindungi market share Windows dari
caplokan Chrome OS.
Ada beberapa alasan kenapa Microsoft masih punya banyak
waktu untuk tetap mempertahankan device Windows sebagai pimpinan di kelas PC.
1. Windows Masih Mendominasi
Hingga saat ini Windows masih mendominasi sebagai OS desktop
dan laptop paling populer di dunia. Meskipun untuk pertama kalinya dalam 10
tahun terakhir market share nya harus turun dibawah 90%, tetapi dibandingkan
Mac OS X ataupun Chrome OS, Windows masih jauh mendominasi.
2. Windows Membudaya
Begitu populernya Windows selama bertahun-tahun membuat OS
ini sudah membudaya di berbagai lini, mulai dari pendidikan, pemerintahan,
hingga perkantoran.
Di sekolah-sekolah, universitas, fasilitas pemerintahan,
hingga di perkantoran mayoritas semuanya menggunakan Windows.
Menggantikan Windows dengan Chromebook tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan, mengingat menggunakan Windows sudah menjadi
kebiasaan dan telah membudaya bagi sebagian besar orang.
Bahkan tidak sedikit orang yang tidak bisa mengoperasikan
atau setidaknya bingung ketika menggunakan komputer selain berbasis Windows.
3. Ketersediaan Chromebook Terbatas
Untuk saat ini ketersediaan Chromebook di berbagai market,
termasuk Indonesia, masih sangat terbatas. Menemukan Chromebook di mall-mall
teknologi tidaklah semudah menemukan laptop berbasis Windows.
Di kelas PC dan laptop, device Windows jumlahnya masih jauh
lebih melimpah dibandingkan Chromebook.
Tetapi sekali lagi, jika manufaktur sudah berlomba-lomba
merilis Chromebook setelah support aplikasi Android nanti, maka cerita bisa jadi
berbeda.
4. Power User App di Windows
Seperti yang sudah WinPoin jelaskan diatas, membandingkan
Chromebook dan Windows device sebenarnya tidak seimbang.
PC Windows masih menjadi PC yang sebenarnya, dengan dukungan
penuh dari aplikasi desktop app dan banyaknya aplikasi bagi power user.
Katakanlah aplikasi full power dari keluarga Adobe, seperti
Premiere, Photoshop, dsb. Lalu ada juga Corel atau aplikasi desain lainnya.
Belum lagi aplikasi animator serta berbagai aplikasi bagi
power user yang ketersediaannya sangat melimpah.
Hal ini bakal sulit ditemui di Chromebook, setidaknya untuk
saat ini dan beberapa tahun kedepan.
5. OS Terbaik untuk Power Gaming (:’v)
Memang di Google Play ada banyak sekali game seru, dan bagi
sebagian orang sudah sangat mendukung untuk keperluan gaming.
Tetapi bicara tentang power gaming, memainkan game yang
berat dan kompleks, Windows masih menjadi OS yang paling powerful untuk itu.
Dukungan serta kemampuannya mengeksplorasi resource hardware
seperti GPU, Processor, dan RAM untuk keperluan gaming tidak diragukan lagi.
Terlebih dengan DirectX 12 terbaru di Windows 10,
ketersediaan PC dan laptop gaming yang bervariasi, banyaknya accesories gaming
untuk Windows, serta mayoritas game yang support Windows.
Untuk power gaming, Windows masih sulit tergantikan hingga
saat ini. Bahkan Steam OS sekalipun.
6. Ketergantungan Akan Windows
Bagi mayoritas kalangan bisnis dan enterprise, termasuk juga
rumah sakit, perkantoran, perbankan, creative house, manufaktur, dsb masih
sangat tergantung dengan Windows.
Bertahun-tahun menjadi OS dominan membuat developer
mengembangkan aplikasi bisnis spesifik di platform Windows, sehingga hampir
mustahil bagi mereka untuk beralih dari Windows, platform dimana aplikasi
bisnis mereka berjalan lancar.
Itulah kenapa Microsoft sebaiknya mulai waspada dengan
kehadiran aplikasi Android di Chromebook.
Meskipun masih ada banyak faktor dan alasan yang membuat
Microsoft punya cukup waktu untuk memikirkan langkah dan strategi kedepannya,
sebaiknya Microsoft bergegas untuk waspada.
Jangan sampai mereka lengah sehingga hal yang terjadi pada
Symbian dan BlackBerry OS terulang di Windows PC.
Tidak ada salahnya sedia payung sebelum hujan, bukan?
Barakallah
Wassalamu’ alaikum warahmatullah wabarakatuh